Perilaku merupakan suatu kegiatan manusia yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati sebagai suatu respon terhadap stimulus. Ada beberapa teori tentang perilaku adalah sebagai berikut :
1)      Teori insting
Teori insting menjelaskan tentang perilaku yang timbul karena adanya suatu insting dimana insting tersebut merupakan suatu perilaku bawaan dan akan mengalami perubahan berdasarkan pengalaman.
Contoh perilaku berdasarkan insting adalah perilaku seseorang dalam mempertahankan diri.

2)      Teori dorongan(drive theory)
Teori ini bertitik tolak pada pandangan bahwa organisme itu mempunyai dorongan-dorongan.
Contoh perilaku yang didasarkan oleh dorongan adalah kebutuhan akan air, manusia akan mengurangi kebutuhan perasaan akan hausnya akan dengan minum air.

3)      Teori insentif
Teori ini bertitik tolak pada pendapat bahwa perilaku organisme itu disebabkan karena adanya insentif-insentif. Dengan insentiv akan mendorong organisme berbuat atau berperilaku.
Contoh perilaku yang didasarkan oleh teori insentif adalah perilaku yang timbul karena adanya stimulus berupa reward. Seorang pekerja akan berperilaku yang baik dan mengejar prestasi kerja demi mendapatkan suatu reward dari pimpinan.

4)      Teori atribusi
Teori ini menjelaskan tentang sebab-sebab prilaku seseorang. Teori ini menjelaskan untuk memperkirakan apa yang menyebabkan seseorang berperilaku.
Contoh :  Perilaku kejahatan pencurian sepeda motor, dalam kasus ini seseorang berusaha untuk mengetahui apa yang menyebakan penjahat tersebut melakukan kejahatan.

5)      Teori kognitif
Apabila seseorang harus memilih perilaku mana yang harus dilakukan, maka yang bersangkutan akan memilih alternatif karena akan membawa manfaat yang sebesar-besarnya.
Contoh : seseorang lebih senang untuk berinvestasi properti dibandingkan investasi emas karena seseorang tersebut melihat investasi properti lebih menguntungkan.

Disamping lima teori yang telah dijelaskan di atas terdapat juga teori lainnya yang meliputi :

1)      TEORI ABC (Sulzer, Azaroff, Mayer : 1977 )
Menurut teori ini perilaku manusia merupakan sutu proses sekaligus hasil interaksi antara :
Antecedent Behavior Consequences
a.    Antecedent         : trigger, bisa alamiah ataupun man made
b.   Behavior             : reaksi terhadap antecedent
c.    Consequences : bisa positif( menerima), atau negatif ( menolak )
Contoh: 
Penyuluhan di Posyandu tentang bagaimana agar anak mau makan banyak, salah satunya dengan membuat tampilan makanan menarik (A), Ibu membuat tampilan makanan semenarik mungkin ( B ), Anak mau makan banyak ( C ).

2)      TEORI“REATION ACTION” (FESBEIN &AJZEN :1980 )
Teori ini menekankan pentingnya “intention”/niat sebagai faktor penentu perilaku
Niat itu sendiri ditentukan oleh :
a.    Sikap
b.   norma subjektif
c.    pengendalian perilaku
Contoh :
Seorang ibu yang mau mengimunisasikan anaknya didasari niat, dimana niat itu ditentukan oleh sikap ibu yang setuju dengan imunisasi, keyakinan ibu akan perilaku yang diambil dan sudah siap bila anaknya panas setelah diimunisasi.

3)      TEORI PRECED-PROCEED ( Lawrence Green : 1991 )
Perilaku kesehatan ditentukan oleh faktor :
Predisposing factor, terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai Enabling factors, tersedianya atau tidak tersedianya
fasilitas Reinforcing factors, terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau dari kelompok referensi dari perilaku masyarakat
Contoh : 
Seorang bapak mau membangun WC yang sebelumnya masih BAB di sungai karena :
1.      Ia tahu BAB di jamban lebih sehat( Pf)
2.      Ia punya bahan bangunan untuk memebangun WC( Ef )
3.      Ada surat edaran dari Pak Lurah agar setiap kelurga mempunyai WC ( Rf) Secara matematis : B = f ( Pf, Ef, Rf )
4)      TEORI“THOUGHT AND FEELING” ( WHO:1984)
Menurut teori ini perilaku kesehatan seseorang ditentukan oleh :
1.      Thoughts and feeling
2.      Personal reference
3.      Resources
4.      Culture 
Contoh : 
Seorang ibu habis melahirkan tidak mau menyusui anaknya, karena dia punya keyakinan kalau payudaranya akan hilang keindahannya bila menyusui (TF), atau karena artis yang diidolakannya tidak menyusui sehingga dia mengikuti (PR), atau karena harus bekerja, tidak ada waktu untuk menyusui (R), atau karena kebudayaan di daerah ibu tersebut lebih keren kalau memberi susu formula daripada ASI, makin mahal harga susu maka status sosial makin naik (C).

TEORI PERUBAHAN PERILAKU KESEHATAN
Menurut teori ini, penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang( stimulus ) yang berkomunikasi dengan organisme. Perilaku dapat berubah hanya apabila stimulus yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula (mampu meyakinkan). Karena itu kualitas dari sumber komunikasi sangat menentukan keberhasilan perubahan perilaku, misalnya gaya bicara, kredibilitas pemimpin kelompok, dsb

1)      DISSONANCE THEORY(FESTINGER :1957)
Ada suatu keadaan cognitive dissonance yang merupakan ketidakseimbangan psikologis, yang diliputi oleh ketegangan diri yang berusaha untuk mencapai keseimbangan kembali.Dissonance tejadi karena dalam diri individu terdapat elemen kognisi yang bertentangan, pengetahuan, pendapat atau keyakinan. Apabila terjadi  penyesuaian secara kognitif, akan ada perubahan sikap yang berujung perubahan perlaku.
Contoh : 
Orang yang merokok merasa resah, dia tahu bahaya merokok tapi merasa bukan laki-laki kalau tidak merokok (dissonance). Akhirnya dia memutuskan kalau kejantanan seseorang bukan hanya dari merokok, tapi dari banyak hal.Akhirnya dia memutuskan berhenti merokok (consonance).

2)      TEORI FUNGSI ( Katz : 1960 )
Meurut teori ini perilaku mempunyai fungsi :
1.      instrumental
2.      defence mechanism
3.      penerima objek dan pemberi arti
4.      nilai ekspresif
Perubahan perilaku individu tergantung kebutuhan
Stimulus yang dapat memberi perubahan perilaku individu adalah stimulus yang dapat dimengerti dalam konteks kebutuhan orang tersebut.

3)      TEORI KURT LEWIN (1970)
Menurut Kurt Lewin, perilaku manusia adalah suatu keadaan seimbang antara driving forces (kekuatan-kekuatan pendorong)   dan restrining forces (kekuatan-kekuatan penahan). Perilaku dapat berubah apabila terjadi ketidakseimbangan antara kedua kekuatan tersebut. Ada tiga kemungkinan terjadinya perubahan perilaku :

Kekuatan pendorong, kekuatan penahan tetap perilaku baru 
Contoh : seseorang yang punya saudara dengan penyakit  kusta sebelumnya tidak mau memeriksakan saudaranya karena malu dikira penyakit keturunan, dapat berubah perilakunya untuk memeriksakan saudaranya ke puskesmas karena adanya penyuluhan dari petugas kesehatan terdekat tentang pentingnya deteksi dini kusta. 

Kekuatan penahan, pendorong tetap perilaku baru 
Misalnya pada contoh di atas , dengan memberi pengertian bahwa kusta bukan penyakit keturunan, maka kekuatan penahan akan melemah dan terjad perubahan perilaku